Senin, 23 April 2012


ALBERT ELLIS
THERAPY RASIONAL EMOTIF
Psikoterapi

Disusun oleh :

NAMA                 : Viky Endrio
NPM                    : 11509169
KELAS                : 3PA04

http://2.bp.blogspot.com/_TYJaQyC6PoM/TN0sakZ17yI/AAAAAAAAACQ/0RjiS9n_5lE/s1600/logo_gunadarma.jpg

                                               







FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
A.    Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT)

1.      Penemu/Pengembang.
Penemu REBT adalah Albert Ellis (1913-2007). Teorinya mempunyai kemiripan dengan terapi kognitif Aaron Beck (yang dirumuskan secara terpisah pada waktu yang hamper bersamaan) dan terapi mood baru David Burns. Terapi tingkah laku rasional (RBT), variasi yang menarik dari REBT dirumuskan Maxie Maultsby dan lebih bersifat tingkah laku.

2.      Sudut Pandang tentang Sifat Manusia.
Ellis (2008) percaya bahwa manusia mempunyai kepedulian sosial. Bagaimanapun juga, REBT juga menganggap manusia “rasional dan irasional, masuk akal sekaligus gila” (Weinrach, 1980, p. 154). Menurut Ellis (2008), dualitas tersebut tertanam secara biologis dan berkelanjutan sampai cara berpikir yang harus dipelajari (Dryden, 1994). Pikiran irasional, atau seperti yang didefinisikan oleh oleh ellis, keyakinan irasional (iBs), Melibatkan pembentukan pikiran yang menganggu dan menjengkelkan.
Meskipun Ellis tidak membahas tahap perkembangan individu, dia berpendapat bahwa anak-anak lebih gampang terkena pengaruh dari luar dan memiliki cara berpikir yang tidak rasional daripada orang dewasa. Pada dasarnya bahwa manusia itu naïf, mudah disugesti, dan mudah terusik. Secara keseluruhan, orang mempunyai kemampuan di dalam dirinya sendiri untuk mengontrol pikiran, perasaan, dan tindakan, tetapi pertama-tama di harus menyadari apa yang mereka katakana pada diri sendiri (bicara pada diri sendiri) untuk mendapatkan komando atas kehidupannya (Ellis, 1962; Weinrach et al., 2001). Ini adalah masalah kesadaran pribadi. Pikiran tidak sadar termasuk didalam konsep Ellis tentang sifat manusia. Lebih jauh lagi, Ellis percaya bahwa adalah suatu kesalahan, jika orang mengevaluasi atau menilai diri sendiri melebihi gagasan bahwa semua orang adalah makhluk yang bisa berbuat salah.
3.      Peranan Terapis.
 Pada pendekatan REBT, konselor harus aktif dan langsung. Mereka adalah instruktur yang mengajarkan dan membetulkan kognisi kliennya. “Melawan keyakinan yang tertanam kuat membutuhkan lebih dari sekedar logika. Dibutuhkan repetisi yang konsisten” (Krumboltz, 1992). Oleh karena itu, konselor harus menyimak dengan cermat untuk menemukan pernyataan tidak logis atau salah dari kliennya dan keyakinan yang bertentangan. Ellis (1980) dan walen, DiGuiseppe, dan Dryden (1992) telah mengidentifikasikan beberapa karakteristik yang cocok untuk Terapis REBT. Terapis harus cerdas, berwawasan, empatik, respek, tulus, konkret, bertekad bulat, ilmiah, berminat membantu orang lain, dan pengguna REBT.

4.      Tujuan.
 Tujuan utama REBT berfokus pada membantu orang untuk menyadari bahwa mereka dapat hidup lebih rasional dan produktif. REBT membanti klien agar berhenti membuat tuntutan dan merasa kesal melalui “kekacauan.” Klien dalam REBT mengekspresikan beberapa perasaan negative, tetapi tujuan utamanya adalah membanti klien agar tidak memberikan tanggapan emosional melebihi yang selayaknya terhadap suatu peristiwa (Weinrich et al,2001).
Tujuan lain dari REBT adalah membantu orang mengubah kebiasaan berpikir atau bertingkah laku yang menghancurkan diri sendiri. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengajarkan model A-B-C-D-E dari REBT kepada klien :
A. Berarti mengaktifkan pengalaman;
B. Mewakili pendapat orang mengenai pengalaman tersebut;
C. Adalah reaksi emosional terhadap B;
D. Adalah menjauhkan pemikiran irasional, biasanya dengan bantuan terapis REBT, dan menggantikannya dengan
E. Pemikiran yang efektif dan filosofi pribadi baru yang akan membantu Klien mencapai kepuasaan hidup yang lebih besar (Ellis, 2008)
Melalui proses ini, REBT membantu orang belajar bagaimana mengenali suatu anatomi emotional-yaitu, Mempelajari bagaimana peraasan terkait dengan pikiran. Pikiran mengenai suatu pengalaman dapat dikarakteristikan dalam empat cara : positif, negative, netral, dan kombinasi.
REBT juga mendorong klien untuk lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, serta mengajak mereka untuk mencapai tujuan pribadi. Tujuan tersebut dicapai dengan mengajak orang belajar berpikir secara rasional untuk mengubah tingkah laku menghancurkan diri dan dengan membantunya mempelajari cara bertindak yang baru.



5.      Teknik.

REBT mencakup sejumlah teknik yang beragam. Dua teknik yang paling penting adalah pengajaran dan pertentangan. Pengajaran melibatkan tindakan meminta klien mempelajari gagasan dasar dari REBT, dan memahami bagaimana pikiran terhubung dengan emosi dan tingkah laku. Prosedur ini bersifat instruksi dan mengarahkan serta umumnya dikenal dengan rational emotive education (REE).
Pertentangan pikiran dan keyakinan mengambil salah satu dari tiga bentuk kognitif, imajinal, dan tingkah laku. Proses tersebut akan sangat efektif jika semua bentuk tadi digunakan (Walen et al., 1992). Pertentangan Kognitif melibatkan menggunakan pertanyaan langsung, alasan yang masuk akal, dan persuasi. Pertentangan imajinal menggunakan kemampuan klien untuk membayangkan dan menggunakan teknik yang dikenal sebagai rational emotive imagery (REI) (Mautsby, 1984). Pertentangan tingkah laku melibatkan berperilaku dalam suatu cara yang merupakan kebalikan dari cara yang biasa digunakan oleh klien, termasuk benar-benar melakukan aktivitas yang dahulunya dianggap mustahil untuk dilakukan. Terkadang pertentangan tingkah laku dapat berupa biblioterapi, yaitu klien membaca buku swa-bantu seperti A Guide to Rational or Staying Rational in an Irrational World.
Dua teknik REBT lain yang sama kuatnya adalah konfrontasi dan dorongan. Terapis REBT mendorong klien secara eksplisit untuk meninggalkan proses berpikir yang tidak berguna dan mencoba REBT. Terapis juga akan menantang klien yang mengklaim bahwa dia berpikir rasional, tetapi sebenarnya tidak.

6.      Kekuatan dan Kontribusi.
REBT mempunyai sejumlah dimensi unik dan penekanan khusus :
a.       Pendekatan ini jelas, mudah dipelajari, dan efektif. Kebanyakan klien hanya mengalami sedikit kesulitan dalam memahami prinsip ataupun terminology REBT.
b.      Pendekatan ini dapat dengan mudahnya dikombinasikan dengan tekhnik tingkah laku lainnya untuk membantu klien mengalami apa yang mereka pelajari lebih jauh lagi.
c.       Pendekatan ini relatif singkat dank lien dapat melanjutkan penggunaan pendekatan ini secara swa-bantu.
d.      Pendekatan ini telah menghasilkan banyak literature dan penelitian untuk klien dan konselor. Hanya sedikit teori lain yang dapat mengembangkan materi biblioterapi seperti ini.
e.        Pendekatan ini berevolusi terus-menerus, selama bertahun-tahun dan teknik-tekniknya telah diperbaiki.
f.       Pendekatan ini telah dibuktikan efektif dalam merawat gangguan kesehatan mental yang parah seperti depresi dan ansietas (Puterbaugh, 2006).

7.      Keterbatasan.
Keterbatasan pendekatan REBT hanya sedikit tetapi signifikan :
g.      Pendekatan ini tidak dapat digunakan secara efektif pada individu yang mempunyai gangguan atau keterbatasan mental, seperti schizophrenia, dan mereka yang mempunyai kelainan pemikiran yang berat
h.      Pendekatan ini terlalu diasosiasikan dengan penemunya, Albert Ellis. Banyak individu yang mengalami kesulitan dalam memisahkan teori dari ke-eksentrikan Ellis.
i.        Pendekatan ini langsung dan berpotensi membuat terapis terlalu fanatik dan ada kemun gkinan tidak seideal yang semestinya (James & Gillaland, 2003).
j.        Pendekatan yang menekankan pada perubahan pikiran bukanalah cara yang paling sederhana dalam membantu klien mengubah emosinya.

8.      CONTOH KASUS :
1.      Delores Mabuk
Suatu malam Delores benar-benar mabuk dan bertingkah liar dalam sebuah pesta para gadis. Ketua para gadis tersebut, Kissa, mendekatinya, mengambil bir dari tangannya, dan berkata padanya kalau dia sudah banyak minum dan tidak diperbolehkan minum lagi malam itu. Sebagai penganut filosofi REBT. Delores tahu bahwa dia bisa berpikir dalam satu dari empat cara di atas. Yang paling mudah adalah negatif : “Kissa seharusnya mengurus urusannya sendiri, bukannya mengambil minumanku atau memarahiku!”
2.      Keadaan mental
Jennifer mengaku merasa tertekan selama 18 bulan dengan suasana hati yang semakin memburuk dalam 3 bulan terakhir. Ia mengatakan dirinya sebagai orang yang betul-betul gagal dan sering berfikir untuk bunuh diri. Selera makan yang buruk dan daya konsentrasai yang rendah. Minat terhadap aktivitasnya berkurang derastis. Terserang insomnia dan menunjukan suasana hati bervariasi.























DAFTAR PUSTAKA

·      Gladding, Samuel. (2012). KONSELING: Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: PT Indeks.
·      Nelson, Richard. 2011. Teori dan Praktik KOnseling dan Terapi.Yogyakarta : Pustaka Belajar