Senin, 23 April 2012


ALBERT ELLIS
THERAPY RASIONAL EMOTIF
Psikoterapi

Disusun oleh :

NAMA                 : Viky Endrio
NPM                    : 11509169
KELAS                : 3PA04

http://2.bp.blogspot.com/_TYJaQyC6PoM/TN0sakZ17yI/AAAAAAAAACQ/0RjiS9n_5lE/s1600/logo_gunadarma.jpg

                                               







FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
A.    Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT)

1.      Penemu/Pengembang.
Penemu REBT adalah Albert Ellis (1913-2007). Teorinya mempunyai kemiripan dengan terapi kognitif Aaron Beck (yang dirumuskan secara terpisah pada waktu yang hamper bersamaan) dan terapi mood baru David Burns. Terapi tingkah laku rasional (RBT), variasi yang menarik dari REBT dirumuskan Maxie Maultsby dan lebih bersifat tingkah laku.

2.      Sudut Pandang tentang Sifat Manusia.
Ellis (2008) percaya bahwa manusia mempunyai kepedulian sosial. Bagaimanapun juga, REBT juga menganggap manusia “rasional dan irasional, masuk akal sekaligus gila” (Weinrach, 1980, p. 154). Menurut Ellis (2008), dualitas tersebut tertanam secara biologis dan berkelanjutan sampai cara berpikir yang harus dipelajari (Dryden, 1994). Pikiran irasional, atau seperti yang didefinisikan oleh oleh ellis, keyakinan irasional (iBs), Melibatkan pembentukan pikiran yang menganggu dan menjengkelkan.
Meskipun Ellis tidak membahas tahap perkembangan individu, dia berpendapat bahwa anak-anak lebih gampang terkena pengaruh dari luar dan memiliki cara berpikir yang tidak rasional daripada orang dewasa. Pada dasarnya bahwa manusia itu naïf, mudah disugesti, dan mudah terusik. Secara keseluruhan, orang mempunyai kemampuan di dalam dirinya sendiri untuk mengontrol pikiran, perasaan, dan tindakan, tetapi pertama-tama di harus menyadari apa yang mereka katakana pada diri sendiri (bicara pada diri sendiri) untuk mendapatkan komando atas kehidupannya (Ellis, 1962; Weinrach et al., 2001). Ini adalah masalah kesadaran pribadi. Pikiran tidak sadar termasuk didalam konsep Ellis tentang sifat manusia. Lebih jauh lagi, Ellis percaya bahwa adalah suatu kesalahan, jika orang mengevaluasi atau menilai diri sendiri melebihi gagasan bahwa semua orang adalah makhluk yang bisa berbuat salah.
3.      Peranan Terapis.
 Pada pendekatan REBT, konselor harus aktif dan langsung. Mereka adalah instruktur yang mengajarkan dan membetulkan kognisi kliennya. “Melawan keyakinan yang tertanam kuat membutuhkan lebih dari sekedar logika. Dibutuhkan repetisi yang konsisten” (Krumboltz, 1992). Oleh karena itu, konselor harus menyimak dengan cermat untuk menemukan pernyataan tidak logis atau salah dari kliennya dan keyakinan yang bertentangan. Ellis (1980) dan walen, DiGuiseppe, dan Dryden (1992) telah mengidentifikasikan beberapa karakteristik yang cocok untuk Terapis REBT. Terapis harus cerdas, berwawasan, empatik, respek, tulus, konkret, bertekad bulat, ilmiah, berminat membantu orang lain, dan pengguna REBT.

4.      Tujuan.
 Tujuan utama REBT berfokus pada membantu orang untuk menyadari bahwa mereka dapat hidup lebih rasional dan produktif. REBT membanti klien agar berhenti membuat tuntutan dan merasa kesal melalui “kekacauan.” Klien dalam REBT mengekspresikan beberapa perasaan negative, tetapi tujuan utamanya adalah membanti klien agar tidak memberikan tanggapan emosional melebihi yang selayaknya terhadap suatu peristiwa (Weinrich et al,2001).
Tujuan lain dari REBT adalah membantu orang mengubah kebiasaan berpikir atau bertingkah laku yang menghancurkan diri sendiri. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengajarkan model A-B-C-D-E dari REBT kepada klien :
A. Berarti mengaktifkan pengalaman;
B. Mewakili pendapat orang mengenai pengalaman tersebut;
C. Adalah reaksi emosional terhadap B;
D. Adalah menjauhkan pemikiran irasional, biasanya dengan bantuan terapis REBT, dan menggantikannya dengan
E. Pemikiran yang efektif dan filosofi pribadi baru yang akan membantu Klien mencapai kepuasaan hidup yang lebih besar (Ellis, 2008)
Melalui proses ini, REBT membantu orang belajar bagaimana mengenali suatu anatomi emotional-yaitu, Mempelajari bagaimana peraasan terkait dengan pikiran. Pikiran mengenai suatu pengalaman dapat dikarakteristikan dalam empat cara : positif, negative, netral, dan kombinasi.
REBT juga mendorong klien untuk lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, serta mengajak mereka untuk mencapai tujuan pribadi. Tujuan tersebut dicapai dengan mengajak orang belajar berpikir secara rasional untuk mengubah tingkah laku menghancurkan diri dan dengan membantunya mempelajari cara bertindak yang baru.



5.      Teknik.

REBT mencakup sejumlah teknik yang beragam. Dua teknik yang paling penting adalah pengajaran dan pertentangan. Pengajaran melibatkan tindakan meminta klien mempelajari gagasan dasar dari REBT, dan memahami bagaimana pikiran terhubung dengan emosi dan tingkah laku. Prosedur ini bersifat instruksi dan mengarahkan serta umumnya dikenal dengan rational emotive education (REE).
Pertentangan pikiran dan keyakinan mengambil salah satu dari tiga bentuk kognitif, imajinal, dan tingkah laku. Proses tersebut akan sangat efektif jika semua bentuk tadi digunakan (Walen et al., 1992). Pertentangan Kognitif melibatkan menggunakan pertanyaan langsung, alasan yang masuk akal, dan persuasi. Pertentangan imajinal menggunakan kemampuan klien untuk membayangkan dan menggunakan teknik yang dikenal sebagai rational emotive imagery (REI) (Mautsby, 1984). Pertentangan tingkah laku melibatkan berperilaku dalam suatu cara yang merupakan kebalikan dari cara yang biasa digunakan oleh klien, termasuk benar-benar melakukan aktivitas yang dahulunya dianggap mustahil untuk dilakukan. Terkadang pertentangan tingkah laku dapat berupa biblioterapi, yaitu klien membaca buku swa-bantu seperti A Guide to Rational or Staying Rational in an Irrational World.
Dua teknik REBT lain yang sama kuatnya adalah konfrontasi dan dorongan. Terapis REBT mendorong klien secara eksplisit untuk meninggalkan proses berpikir yang tidak berguna dan mencoba REBT. Terapis juga akan menantang klien yang mengklaim bahwa dia berpikir rasional, tetapi sebenarnya tidak.

6.      Kekuatan dan Kontribusi.
REBT mempunyai sejumlah dimensi unik dan penekanan khusus :
a.       Pendekatan ini jelas, mudah dipelajari, dan efektif. Kebanyakan klien hanya mengalami sedikit kesulitan dalam memahami prinsip ataupun terminology REBT.
b.      Pendekatan ini dapat dengan mudahnya dikombinasikan dengan tekhnik tingkah laku lainnya untuk membantu klien mengalami apa yang mereka pelajari lebih jauh lagi.
c.       Pendekatan ini relatif singkat dank lien dapat melanjutkan penggunaan pendekatan ini secara swa-bantu.
d.      Pendekatan ini telah menghasilkan banyak literature dan penelitian untuk klien dan konselor. Hanya sedikit teori lain yang dapat mengembangkan materi biblioterapi seperti ini.
e.        Pendekatan ini berevolusi terus-menerus, selama bertahun-tahun dan teknik-tekniknya telah diperbaiki.
f.       Pendekatan ini telah dibuktikan efektif dalam merawat gangguan kesehatan mental yang parah seperti depresi dan ansietas (Puterbaugh, 2006).

7.      Keterbatasan.
Keterbatasan pendekatan REBT hanya sedikit tetapi signifikan :
g.      Pendekatan ini tidak dapat digunakan secara efektif pada individu yang mempunyai gangguan atau keterbatasan mental, seperti schizophrenia, dan mereka yang mempunyai kelainan pemikiran yang berat
h.      Pendekatan ini terlalu diasosiasikan dengan penemunya, Albert Ellis. Banyak individu yang mengalami kesulitan dalam memisahkan teori dari ke-eksentrikan Ellis.
i.        Pendekatan ini langsung dan berpotensi membuat terapis terlalu fanatik dan ada kemun gkinan tidak seideal yang semestinya (James & Gillaland, 2003).
j.        Pendekatan yang menekankan pada perubahan pikiran bukanalah cara yang paling sederhana dalam membantu klien mengubah emosinya.

8.      CONTOH KASUS :
1.      Delores Mabuk
Suatu malam Delores benar-benar mabuk dan bertingkah liar dalam sebuah pesta para gadis. Ketua para gadis tersebut, Kissa, mendekatinya, mengambil bir dari tangannya, dan berkata padanya kalau dia sudah banyak minum dan tidak diperbolehkan minum lagi malam itu. Sebagai penganut filosofi REBT. Delores tahu bahwa dia bisa berpikir dalam satu dari empat cara di atas. Yang paling mudah adalah negatif : “Kissa seharusnya mengurus urusannya sendiri, bukannya mengambil minumanku atau memarahiku!”
2.      Keadaan mental
Jennifer mengaku merasa tertekan selama 18 bulan dengan suasana hati yang semakin memburuk dalam 3 bulan terakhir. Ia mengatakan dirinya sebagai orang yang betul-betul gagal dan sering berfikir untuk bunuh diri. Selera makan yang buruk dan daya konsentrasai yang rendah. Minat terhadap aktivitasnya berkurang derastis. Terserang insomnia dan menunjukan suasana hati bervariasi.























DAFTAR PUSTAKA

·      Gladding, Samuel. (2012). KONSELING: Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: PT Indeks.
·      Nelson, Richard. 2011. Teori dan Praktik KOnseling dan Terapi.Yogyakarta : Pustaka Belajar



Kamis, 03 November 2011

Anjungan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

I. Profil Anjungan Nanggroe Aceh Darussalam



Anjungan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan salah satu Anjungan Daerah di Taman Mini Indonesia Indah. Di anjungan ini terdapat beberapa bangunan seperti menampilkan dua rumah adat sebagai bangunan induk, lumbung padi (krueng pade), penumbuk padi (jeungki), tempat kumpul (bale), langgar (meunasah), panggung pergelaran, pesawat Dakota RI-001 Seulawah, toko cenderamata, dan bangunan kantor.



1.Bangunan rumah adat Aceh Besar (rumoh Aceh)

Berupa rumah panggung 2,5 sampai 3 meter di atas tanah. Rumah ini terbuat dari kayu dan ditopang empat deret tiang kayu bulat yang berjarak sama sehingga membentuk segi empat. Salah satu ciri rumah adat Aceh adalah pintu yang berada di lantai rumah, dibuka ke atas, dan dihubungkan oleh tangga yang diletakkan di kolong rumah. Meskipun demikian ada yang membuat pintu menghadap ke halaman dengan tangga di pinggir lantai.

Rumoh Aceh pada umumnya terdiri atas tiga ruangan: serambi depan (seuramo keue), berfungsi sebagai tempat menerima tamu, tempat mengaji, dan tempat tidur anak lelaki; ruangan tengah (jureu), memiliki dua bilik: rumoh inong yang berfungsi sebagai kamar tidur kepala keluarga dan ruang anjong untuk kamar tidur anak gadis; serta serambi belakang (seuramo liekot) yang berfungsi sebagai dapur dan tempat makan keluarga.

Bangunan ini dipergunakan sebagai ruang peragaan berbagai aspek budaya dan adat istiadat 18 kabupaten dan 5 kotamadya, antara lain pelaminan dengan motif sulaman khas Aceh, tempat tidur berkelambu, senjata tradisional, alat perlengkapan rumah tangga, alat penangkap ikan, kerajinan anyam-anyaman, dan foto dokumentasi perjuangan rakyat Aceh melawan Belanda, termasuk para pahlawannya.



2.Bangunan rumah asli pahlawan wanita Aceh, Cut Meutia

Yang dipindahkan dari tempat asalnya ke Taman Mini Indonesia Indah, sampai sekarang rumah bersejarah ini masih anggun dan berdiri kokoh meski telah berumur 175 tahun. Keunikan arsitekturnya terletak pada jendela—yang juga berfungsi sebagai ventilasi—berupa lubang-lubang sela ukiran di seluruh dinding. Pintu rumah panggung bertiang 16 ini berada di lantai rumah dengan daun pintu membuka ke atas, sehingga harus menggunakan tangga untuk masuk. Konon, pintu ini dibuat karena alasan keamanan.

Baik rumoh Aceh maupun rumah Cut Meutia beragam hias ukir tetumbuhan seperti bungong meulu, bungong jeumpa, dan bungong mata uroe pada dinding, pintu, tulak angin, jendela, dan beberapa bagian lainnya. Warna ukiran disesuaikan dengan warna dasar bangunan. Ukiran motif awan beriring (canek awan), lambang kesuburan, terdapat pada tangga, dinding, dan ruang tengah. Pada bagian atas pintu terdapat kaligrafi, sedangkan tulak angin dan dinding atas dengan ukiran keurawang bermotif sulur-suluran, selain untuk keindahan juga sebagai ventilasi. Kebanyakan ukiran hiasan rumah Aceh tidak mengandung lambang tertentu, melainkan sebagai unsur keindahan saja.



3.Lumbung padi (krueng pade)

Tempat menyimpan padi



4.Penumbuk padi (jeungki)

Jeungki/Jingki adalah alat penumbuk padi tradisional masyarakat Aceh. Jeungki tidak dapat dipisahkan dari kehidupan petani tradisional Aceh. Pada masa dulu hampir setiap keluarga mempunya Jeungki yang berfungsi untuk menumbuk padi atau beras. Selain itu Jeungki juga dapat digunakan untuk menumbuk kopi, sagu, emping beras, tepung atau menumbuk bumbu masakan dan kelapa dalam proses pengolahan minyak kelapa dengan cara tradisional Aceh.



5.Tempat kumpul (bale),



6.Langgar (meunasah)

Meunasah dalam bahasa Indonesia disebut dengan mushalla, surau, atau langgar. Meunasah lazimnya lebih kecil dari mesjid dan bentuk atasnya tidak berkubah sebagaimana mesjid. Bentuk meunasah sama saja dengan rumah-rumah biasa. Berbeda dengan mesjid, karena bentuk meunasah lebih kecil dan sederhana, tidak digunakan orang untuk shalat Jumat.



7.Panggung pagelaran

Di sebelah kiri anjungan digunakan untuk pergelaran berbagai seni tradisional, seperti Saman dan Seudati, terutama pada hari Minggu dan libur. Anjungan NAD pernah dikunjungi beberapa tamu negara, seperti perdana menteri Selandia Baru, duta-duta besar Pakistan, Malaysia, Philipina, Muangthai, dan India.



8.Pesawat terbang Dakota

Pesawat terbang Dakota dengan nomor RI. 001 Seulawah, sumbangan rakyat Aceh sebagai bukti ikut dalam perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan, dipajang di halaman.



II. Profil Daerah Nanggroe Aceh Darussalam



Daerah Istimewa Aceh yang kini disebut dengan Nangroe Aceh Darussalaam terletak di sebelah ujung Utara pulau Sumatera dan merupakan wilayah paling Barat negara Republik Indonesia. Batasnya ialah: sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah Timur berbatasan dengan propinsi Sumatra Utara.

Di tengah-tengah Daerah Istimewa Aceh membujur Bukit Barisan, gunung-gunung yang berhutan lebat, seakan-akan membagi wilayah ini menjadi dua bagian, sebelah Barat dan sebelah Timur. Dari hutan-hutannya dapat diperoleh hasil hutan seperti damar, terpentin dan lain-lain. Di bagian Timur lebih banyak tanaman perkebunan dan seperti kopi, tembaku, buah-buahan dan sebagainya serta persawahan padi. Sedangkan daerah Utara lebih dikenal dengan gas alam atau L.N.G. yang terdapat di Arun.

1.Suku bangsa Penduduk Daerah Istimewa Aceh

terdiri atas suku bangsa asli yakni suku bangsa Aceh yang terbagi dalam beberapa sub suku seperti : Gayo, Alas, Tamiang, Gayo Seumanah, Anek Jamee, Singkel dan lain-lain. Suku pendatang terdiri dari Jawa, Minangkabau, Palembang, Makasar, Sunda dan lain-lain, sedangkan bangsa asing pun banyak antara lain Arab, India, China dan orang-orang Eropah. Menurut mereka suku bangsa Aceh berasal dari Jazirah Arab, hal ini terlihat banyak suku bangsa Aceh yang bergelar Said, Habib dan sebagainya.



2.Mata pencaharian

Mata pencaharian pokok suku bangsa Aceh adalah bertani, terutama bertani sawah. Sebagai tempat menyimpan padi dibuat sebuah lumbung yang disebut keong pade atau keurandong. Pekerjaan bertani yang terdiri dari tahap-tahap pekerjaan, biasanya dilakukan dengan bergotong-royong yang disebut meuseuraya.



3.Kesenian

Kesenian yang berkembang pada suku bangsa Aceh antara lain seni sastra, baik lisan maupun tertulis berupa prosa dan pantun. Seni tari seperti tari Seudati yang sangat terkenal, tari Saman, tari Guel, tari Bungung Rampoe dan sebagainya, sedang seni suaranya, misalnya qasidah berzanji. Suku bangsa Aceh menyenangi hiasan manik-manik seperti kipas, tudung saji, hiasan baju dan sebagainya. Kemudian seni ukir dengan motif dapat dilihat pada hiasan-hiasan yang terdapat pada tikar, kopiah, pakaian adat, dan sebagainya.



4.Seni bangunan

Seni bangunan tradisionalnya berupa rumah adat yang disebut Rumoh Aceh . Menurut ukuran atau besarnya bangunan rumah Aceh ada beberapa macam yaitu rumah Lhee Rueng, rumah Anjong, rumah Liwong Rueng atau rumah dua inang, dan rumah lapan rueng. Selain berbeda besarnya jumlah ruangannya pun berbeda pula. Di samping bangunan rumah untuk tempat tinggal, beberapa bangunan lain yang terdapat di Aceh yaitu meunasah, meuseujid, Balai blang, Janmbo blang dan pondok pesantren atau Jedah.



III. Letak Geografis



Daerah provinsi NAD terletak di Pulau Sumatra. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, samudra Hindia di sebelah barat, selat malaka di sebelah timur, dan sumatra di sebelah tenggara dan selatan. Luas provinsi Aceh 55.380 km², terletak antara 95° BT sampai dengan 98° BT dan 2° LU sampai dengan 6° LU. 18 Kabupaten, 5 Kodya/Kota, 227 Kecamatan dan Kelurahan/desa 5.862, Suku bangsa Aceh, Gayo, Alas, Aneuk jamee, Melayu tamiang, Kluet dan lain-lain.



IV. Seni dan Budaya

Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya galibnya wilayah Indonesia lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:

a.Didong (seni pertunjukan dari masyarakat Gayo)

b.Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)

c.Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)

1.Sastra

a.Bustanussalatin

b.Hikayat Prang Sabi

c.Hikayat Malem Diwa

d.Legenda Amat Rhah manyang

e.Legenda Putroe Neng

f.Legenda Magasang dan Magaseueng



2.Senjata Tradisional

Rencong adalah senjata tradisional Aceh bentuknya menyerupai huruf L, bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang). Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti siwah, geuliwang dan peudeueng.



3.Rumah Tradisional

Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).



4.Tarian Tradisional

Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman. Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam, seperti tari Rateb Meuseukat dan tari Saman, Tari-tarian di provinsi Aceh diantaranya : Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari Pho, Tari Ratéb Meuseukat, Tari Seudati, Tari Saman, Tari Bines,Didong, Tari Guel, Tari Ula-ula Lembing, Tari Mesekat



5.Seni musik

Walaupun musik tradisional masih tetap dipelihara, dikembangkan dan dipagelarkan oleh pecinta dan pendukung-pendukungnya sampai dewasa ini namun tidak mungkin akibat adanya unsur-unsur luar/kebudayaan luar, nilai-nilai budaya Aceh akan menjadi suram ataupun mungkin menjauh / menghilang dalam masyarakat. Adapun jenis-jenis Alat musik di NAD antara lain Arbab, Bangsi Alas, Serune kalee (Serunai), Rapai, Geundrang, Tambo, Takatok Trieng, Beareguh, Canang, Celempong.



6.Pakaian adat Aceh

Pakaian adat Aceh dilengkapi dengan beberapa macam pernik yang biasa selalu dikenakan pada acara-acara tertentu. Pernik-pernik tersebut antara lain:

a.Keureusang (Kerosang/Kerongsang/Bros)

Adalah perhiasan yang memiliki ukuran panjang 10 Cm dan lebar 7,5 Cm. Perhiasan dada yang disematkan di baju wanita (sejenis bros) yang terbuat dari emas bertatahkan intan dan berlian. Bentuk keseluruhannya seperti hati yang dihiasi dengan permata intan dan berlian sejumlah 102 butir. Keureusang ini digunakan sebagai penyemat baju (seperti peneti) dibagian dada. Perhiasan ini merupakan barang mewah dan yang memakainya adalah orang-orang tertentu saja sebagai perhiasan pakaian harian.

b.Patam Dhoe

Patam Dhoe adalah salah satu perhiasan dahi wanita Aceh. Biasanya dibuat dari emas ataupun dari perak yang disepuh emas. Bentuknya seperti mahkota.Patam Dhoeterbuat dari perak sepuh emas. Terbagi atas tiga bagian yang satu sama lainnya dihubungkan dengan engsel. Di bagian tengah terdapat ukuran kaligrafi dengan tulisan-tulisan Allah dan di tengahnya terdapat tulisan Muhammad-motif ini disebut Bungong Kalimah yang dilingkari ukiran bermotif bulatan-bulatan kecil dan bunga.

c.Peuniti

Seuntai Peuniti yang terbuat dari emas, terdiri dari tiga buah hiasan motif Pinto Aceh. Motif Pinto Aceh dibuat dengan ukiran piligran yang dijalin dengan motif bentuk pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengah terdapat motif boheungkot (bulatan-bulatan kecil seperti ikan telur). Motif Pinto Aceh ini diilhami dari bentuk pintu Rumah Aceh yang sekarang dikenal sebagai motif ukiran khas Aceh. Peuniti ini dipakai sebagai perhiasan wanita, sekaligus sebagai penyemat baju.

d.Simplah

Simplah merupakan suatu perhiasan dada untuk wanita. Terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delapan. Setiap lempengan dihiasi dengan ukiran motif bunga dan daun serta permata merah di bagian tengah. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantaiSimplah mempunayi ukuran Panjang sebesar 51 Cm dan Lebar sebesar 51 Cm.

e.Subang Aceh

Subang Aceh memiliki Diameter dengan ukuran 6 Cm. Sepasang Subang yang terbuat dari emas dan permata. Bentuknya seperti bunga matahari dengan ujung kelopaknya yang runcing-runcing. Bagian atas berupa lempengan yang berbentuk bunga Matahari disebut "Sigeudo Subang". Subang ini disebut juga subang bungong mata uro.

f.Taloe Jeuem

Seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari rangkaian cincin-cincin kecil berbentuk rantai dengan hiasan bentuk ikan (dua buah) dan satu kunci. Tali jam ini merupakan pelengkap pakaian adat laki-laki yang disangkutkan di baju.



KESIMPULAN



Setelah mengadakan penelitian dan pengamatan melalui berbagai sektor dan data-data yang kami peroleh, maka dengan ini kami dapat menyimpulkan di antaranya :

a.Bahwa budaya sangat berarti bagi masyarakat dalam maupun masyarakat luar.

b.Dengan adanya seni dan budaya di Provinsi Nanggroe Aceh Aceh maka masyarakat Indonesia dapat mempercepat hubungan antara kebudayaan yang satu dengan yang lainya.

Jumat, 30 September 2011

Lintas Budaya

Tugas Psikologi Lintas Budaya





Disusun oleh

NAMA            : VIKY ENDRIO

KELAS         ` : 3PA 04

NPM               : 11509169

















1.      Apa yang di maksud dengan penelitian lintas budaya ? dalam konteks pengertian pertama, penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur beberapa kebudayaan. Kajian perbandingan di bidang politik, ekonomi, komunikasi, sosiologi, teori media, antropologi budaya, filsafat, sastra, linguistik dan musik (ethnomusicology) merupakan beberapa bentuk kajian dalam konteks ini. Dalam konteks pengertian kedua, penelitian lintas budaya diarahkan pada kajian tentang berbagai bentuk interaksi antara individu-individu dari berbagai kelompok budaya yang berbeda. Kajian lintas budaya dalam perspektif ini mengambil interaksi manusia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang perlu dicermati karena, sebagaimana halnya dengan pemahaman antropologis yang memandang budaya sebagai keseluruhan cara hidup (way of life).



2.      Hubungannya lintas budaya dengan ilmu lain ?

Imu Antropologi

Ruang lingkup antropologi psikologi sama dengan pengkajian secara lintas budaya (cross cultural studies ) mengenai kepribadian dan sistem sosial budaya. Pengkajian tersebut meliputi masalah-masalah sebagai berikut :

Hubungan struktur sosial dan nilai-nilai budaya-budaya dengan pola pengasuhan anak pada umumnya.

b. Hubungan antara pola pengasuhan anak dengan struktur kepribadian rata-rata seperti yang di ungkapkan dalam perilaku :

c. Hubungan antara struktur kepribadian rata-rata dengan system peran ( role system ) dan aspek proyeksi dari kebudayaan :

d. Hubungan semua variabel di atas dengan perilaku menyimpang yang berbeda dari suatu kolektif ke kolektif lain. Teori yang digunakan dan hipotesa yang diuji, dapat berasal dari ilmu-ilmu perilaku (behavioral sciences) apa saja. Akan tetapi ciri khas penelitian antropologi psikologi adalah penekanannya pada perbedaan kelompok-kelompok alamiah sebagai pokok perhatian, dan bukannya mengenai perbedaan individu di lapangan.



Ilmu Komunikasi

Penelitian komunikasi lintas budaya memfokuskan perhatian pada bagaimana budaya-budaya yang berbeda berinteraksi dengan proses komunikasi; bagaimana komponen-komponen komunikasi berinteraksi dengan komponen-komponen budaya.
Komponen-komponen Budaya
Disiplin yang menelaah komponen-komponen budaya adalah antropologi budaya, sehingga penelitian komunikasi lintas budaya harus mengacu pada disiplin tersebut dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan komponen budaya.
Asante mengemukakan enam komponen budaya yang penting:
1. Komponen Pandangan Dunia.
Setiap budaya punya caranya yang khas dalam memandang dunia-dalam memahami, menafsirkan dan menilai dunia. Ketika komunikasi lintas budaya terjadi, pandangan dunia akan mempengaruhi proses penyandian dan pengalihasandian. Pandangan dunia juga dapat dipakai untuk memdiagnosis “noise” yang terjadi dan menunjukkan “terapi”-nya.
2. Komponen Kepercayaan (beliefs).
Salah satu unsur kepercayaan yang sangat penting dalam komunikasi lintas kultural adalah citra (image) kita dengan komunikasi dari budaya lain. Citra mempengaruhi perilaku kita dalam hubungannya dengan orang yang citranya kita miliki. Citra menentukan desain pesan komunikasi kita.
3. Komponen nilai.
Sistem nilai masyarakat dalam budaya tertentu mempengaruhi cara berpikir anggota-anggotanya. Spranger mengemukakan kategori nilai yang terkenal antara lain: nilai ilmiah, nilai religius, nilai ekonomis, nilai estetis, nilai politis dan nilai sosial.
4. Nilai sejarah
Lewat sejarah yang mereka ketahui, anggota masyarakat saling bertukar pesan dalam komunikasi lintas budaya.
5. Komponen Mitologi.
Mitologi suatu kelompok budaya memberikan pada kelompok pemahaman hubungan-hubungan, yakni, hubungan orang dengan orang, orang dengan kelompok luar, dan orang dengan kekuatan alami.
6. Komponen otoritas status.
Setiap budaya mempunyai caranya sendiri dalam mendiskusikan otoritas status. Bersamaan dengan otoritas status ada permainan peran yang ditentukan secara normatif.

3. Seperti apakah Etnosentri dalam psikologi?

Etnosentrisme secara formal didefinisikan sebagai pandangan bahwa kelompok sendiri adalah pusat segalanya dan kelompok lain akan selalu dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelmok sendiri. Etnosentrisme membuat kebudayaan diri sebagai patokan dalam mengukur baik buruknya, atau tinggi rendahnya dan benar atau ganjilnya kebudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan kebudayaan sendiri, adanya. kesetiakawanan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai dengan prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa yang lain.

Orang-orang yang berkepribadian etnosentris cenderung berasal dari kelompok masyarakat yang mempunyai banyak keterbatasan baik dalam pengetahuan, pengalaman, maupun komunikasi, sehingga sangat mudah terprofokasi. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih berada pada berbagai keterbatasan tersebut. (Budiono Kusumohamodjojo, 2000)




4. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi ?

Kesamaan : Kultur Sama-sama ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Perbedaannya : Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka

Sosialisasi : sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

a.       Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya melalui masa remaja ?

Kesamaanya sama-sama mentransmisikan budaya dari teman-keteman, orang tua guru dll.

Perbedaan : Enkulturasi pada saat remaja dengan cara menampilkan budaya seni kehadapan teman-temannya. Contohnya menampilkan budaya seni tari, melukis, menyanyi dll.

Sedangkan sosialisasinya lebih pada kebiasaan sehari-harinya. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada

b.      kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya melalui perkembangan moral ?

Kesamaan : Sama-sama mentransmisikan budaya

Perbedaan : Enkulturasi lebih cepat diterima, sedangkan sosialisasi butuh proses.


c. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya melalui konteks sosial dan masyarakat.

Kesamaan : Sama-sama mentransmisikan budaya

Perbedaan : sosialisasi di jalankan secara individual, sedangkan ekulturasi tidak


d. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal konformitas.

Sugiyarta (2002, h. 10) menerangkan bahwa konformitas merupakan hasil interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan manusia bermasyarakat akan memunculkan perilaku-perilaku kesepakatan (conformitas) sebagai bentuk aturan bermain bersama.   Hal ini menyangkut perilaku kepatuhan.

Kesamaan : ketika manusia yang hidup bermasyarakat mematuhi peraturan atau adat istiadat yang ada dilingkungan itu sendiri dan bisa menempatkan dirinya sesuai tempatnya.

Perbedaan : ketika manusia yang hidup bermasyarakat itu tidak mau mengikuti peraturan yang ada dilinngkungannya itu sendiri dan orang itu pun bersifat sesukanya dan tidak memandang peraturan yang berlaku dilingkungannya.

e. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal nilai nilai

Kesamaan : Sama-sama mentransmisikan budaya

Perbedaan :     Dalam transmisi budaya ada nilai-nilai , dimana nilai itu merupakan nilai kebudayaan , yang menjadikan kebudayan itu menjadi lebih baik lagi ,dan dapat di ambil                                                                     informasi atau manfaaatnya. .


f. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal individualisme dan kolektifisme

Kesamaan : Sama-sama mentransmisikan budaya

Perbedaan : Individualisme mementigkan kehendak pribadi.

Kolektifisme : Kolektifisme adalah suatu lingkungan sosial tidak fleksibel yang membedakan antara in-group dan out-group. Orang memperhatikan kepada in-group mereka,(rekan, golongan, organisasi) dan menjaga mereka.

g. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal kognisi sosial.

Kesamaan : Sama-sama mentransmisikan budaya

Perbedaan : Kognisi social adalah tata cara di mana kita menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi tentang dunia social. Kognisi social dapat terjadi secara otomatis. Contonya, saat kita melihat seseorang dari suatu ras tertentu (Cina, misalnya), kita seringkali secara otomatis langsung berasumsi bahwa orang tersebut memiliki crri/sifat tertentu. Kapasitas kognitif kita juga terbatas. Selain itu, terdapat suatu hubungan antara kognisi dan afeksi (bagaimana kita berpikir dan bagaimana kita merasa).


h.
Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal perilaku gender.
Kesamaan : Sama-sama mentransmisikan budaya

Perbedaan : lebih susah mentransmisi budaya karena gender sangat mempengaruhi perbedaan antara satu sama lain pria lebih keras dari pada wanita.



































DAFTAR PUSTAKA